Salah satu topik buku favorit saya adalah tentang laku hidup Stoicism/Stoikisme karena selain ajaran-ajarannya yang amat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, juga sangat berkaitan dengan value investing. Saya secara pribadi memotivasi para pembaca website Arvest ini untuk mendalami filsafat Stoikisme juga karena sangat ampuh untuk ketenangan jiwa dalam berinvestasi jangka panjang.

 

Melihat kondisi pasar saham saat ini yang sudah turun kurang lebih -9,4% di level 7.161 sejak posisi tertingginya sepanjang masa pada tanggal 19 September 2024 di level 7.905 mengingatkan Saya pada sebuah buku yang pernah saya baca dulu yang berjudul “Ataraxia” karya Setyo Wibowo dan One Minute Wisdom/Sejenak Bijak” karya Anthony de Mello, SJ seorang romo asal India dari kongregasi Societas Jesuit yang terkenal akan pendalamannya terhadap filsafat. Dalam buku tersebut dikisahkan cerita sebagai berikut:


 

THE HORSE STORY


Ada cerita tentang seorang petani tua dari Tiongkok. Ia hanya memiliki seekor kuda untuk membantunya mengerjakan sepetak ladangnya. Suatu hari, kudanya lari ke hutan dan hilang.

Tetangga-tetangganya merasa bersimpati atas kemalangan petani tua ini. Mereka datang mengunjungi Bapak tua dan mengatakan: “Aduh, kasihan sekali, Bapak sudah tua, hanya punya satu kuda, sekarang malah hilang. Nanti bagaimana mengerjakan ladangnya? Kami ikut sedih, Pak.”

Petani tua itu lantas menjawab dengan tersenyum: “Apakah ini kemalangan? Apakah ini keberuntungan? Siapa yang tahu?

Para tetangga hanya mengernyitkan dahi, merasa aneh, lalu pulang ke rumah masing-masing.

Seminggu kemudian, kuda yang hilang telah kembali ke rumah petani tua. Dan ajaib, kuda itu membawa serombongan kuda liar bersamanya. Mendadak, Bapak tua memiliki banyak kuda baru di kandangnya.

Tetangga-tetangga Pak tani menjadi heboh, surprise, dan bersuka cita dengan nasib baik yang dialaminya. Mereka pun datang membawa opini kelegaan dan kegembiraan mereka: “Pak, wah bapak beruntung sekali ya. Kami pikir kuda Bapak hilang, eh, ternyata dia pulang membawa beberapa ekor kuda liar ke kendang. Asyik ya Pak, sekarang Bapak punya banyak kuda. Bapak jadi orang kaya nih!”

Petani tua itu hanya menjawab tenang: “Apakah ini kemalangan? Apakah ini keberuntungan? Siapa yang tahu?

Keesokan harinya, anak Pak tani meminta izin hendak menjinakkan salah satu kuda liar. Ia pikir, bila beberapa kuda bisa dijinakkan, maka bisa dipakai membantu pekerjaan di ladang atau bisa juga dijual ke orang lain. Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih, anak itu terjatuh dari kuda, dan kakinya patah. Anak laki-laki semata wayang itu pun cacat kaki dan pincang.

Para tetangga kembali ramai menggunjingkan kabar tidak enak itu. Rasa kasihan dan simpati mendorong mereka untuk datang berbondong-bondong ke rumah Pak tani tua: “Aduh Bapak, kami mendengar anak Bapak jatuh ya? Kami ikut sedih Pak”. Dalam hati mereka membatin: “anak laki-laki Cuma satu, pincang pula. Gimana nanti masa depan anak ini? Sudah miskin, kakinya pincang, apa nanti bisa mendapatkan jodoh?”

Namun, seperti sebelumnya, tanpa merasa terganggu oleh apa pun, kembali petani tua itu menjawab dengan tersenyum: “Apakah ini kemalangan? Apakah ini keberuntungan? Siapa yang tahu?

Para tetangga kembali pulang ke rumah masing-masing membawa jawaban dan sikap misterius petani tua itu. Aneh ya? Kok jawabnya selalu begitu? Memang dia tidak punya perasaan kali? Kok sedih atau gembira, malang atau untung, jawabnya selalu begitu?

Seminggu berlalu, tiba-tiba des aitu digemparkan oleh datangnya utusan raja. “Pengumuman: Darurat militer, Kerajaan ada dalam bahaya. Kita diserang oleh Negara tetangga. Semua anak muda berusia 18 tahun ke atas dan berbadan sehat wajib didaftar menjadi tentara!”

Semua pemuda berbadan sehat di desa langsung diangkut dibawa ke kota untuk dilatih menjadi tentara dan dikirim ke medan pertempuran. Hanya anak Pak petani tua di desa bermuram durja membayangkan anak-anak mereka yang tak akan pulang kembali. Mereka lantas teringat pada petani tua yang justru mendapat durian runtuh karena anaknya lolos dari wajib militer.

“Aduh Pak, betapa beruntungnya nasib Bapak. Meski anak Bapak cacat, namun anak Bapak justru selamat, dan bisa meneruskan nama keluarga Bapak. Betapa malangnya kami-kami ini karena kehilangan anak-anak kami.” Kata mereka.

Di depan tetangga-tetangganya itu, sekali lagi petani tua itu menjawab dengan tersenyum: “Apakah ini kemalangan? Apakah ini keberuntungan? Siapa yang tahu?.

 


Hidup ala stoicism mirip dengan makna dari kisah di atas, tidak terganggu oleh berbagai macam opini orang, lebih-lebih tidak terganggu sedikitpun oleh opini-opininya sendiri. Kita mampu mengambil jarak dari bahkan opini kita sendiri dan cukup bijak untuk TIDAK menilai segala sesuatunya bahkan opini kita sendiri atau setidaknya tidak buru-buru menilai/jump to conclusion dimana kita seringkali terpapar bias. Jika mau, kita bahkan dapat memilih untuk menilai opini kita sendiri secara netral. Ini yang saya maksud kita memiliki jarak bahkan dengan pendapat pribadi kita sendiri. Memang ini yang paling sulit, tapi dengan cara ini diri kita dapat improve karena kita jadi dapat mengakui secara objektif apabila kita melakukan kesalahan. Kemampuan seperti itu amat sangat dibutuhkan dalam value investing.

 

Kembali ke topik pasar saham, sadarilah bahwa faktanya, berita yang “buruk” bisa saja membawa hasil yang “baik” dan sebaliknya. Saya menggunakan tanda kutip karena “sebenarnya, kita hanya tahu sedikit tentang kehidupan, kita tidak begitu tahu apa sesungguhnya kabar baik atau buruk itu”. Tidak ada hari baik atau hari buruk di pasar saham, itu semua tergantung dari bagaimana persepsi Anda terhadapnya. Seperti yang pernah ditulis oleh the savviest investor in the world Opa Warren Buffet dalam salah satu letter to shareholder-nya “Investors lose as market falls.” EDIT it in your mind to “Disinvestors lose as market falls-but investors gain.”.

 

Melihat kondisi market saat ini, mungkin banyak yang panik lalu menjual saham. Sampai kapan market turun? Tidak ada yang tahu. Kapan market akan kembali naik? Tidak ada yang tahu. Yang pasti, saat ini banyak kesempatan di market, saham-saham perusahaan berkinerja baik harganya banyak yang turun bahkan mungkin undervalued. Selalu ada pembeli untuk setiap penjual, salah satunya pasti melakukan kesalahan, pastikan Anda berada di pihak yang benar.

 

Thanks for reading…