Kita sekarang mungkin pernah mendengar brand mobil listrik asal China BYD di tahun 2024 ini, pabrikan ini berhasil menyaingi Tesla sebagai raja mobil listrik dengan penjualannya sebesar 1,6 juta unit di tahun 2023 vs Tesla yang mencapai 1,8 juta unit di tahun yang sama. Tapi tahukah anda, ada seorang investor legendaris yang sudah berinvestasi di perusahaan ini sejak tahun 2002 ? What 2002 ?


Yupp, investor itu bernama Li Lu yang juga founder dari Himalaya Capital. Kemampuan Li Lu yang luar biasa dalam dunia investasi juga diakui oleh Warren Buffet dan Charlie Munger, bahkan Charlie Munger sendiri menempatkan dana keluarganya untuk dikelola oleh Li Lu. Beliau juga yang memperkenalkan BYD kepada Berkshire Hathaway sehingga membuat perusahaan investasi terbesar di dunia tersebut berinvestasi di BYD pada tahun 2008 sebesar kurang lebih 230 juta USD. Anda bisa membayangkan bagaimana hebatnya Li Lu ketika dia puluhan tahun lalu sudah memprediksi bahwa BYD akan menjadi perusahaan EV terbesar di dunia di saat perusahaannya saat itu masih skalanya sangat kecil.


Awal Hidup Li Lu


Ketika mempelajari kisah hidup Li Lu, saya melihat banyak hal menarik dalam hidupnya. Semasa muda, Li Lu adalah seorang kepala demonstran yang memprotes kebijakan komunis dari China (Chinese Communist Party / CCP). Salah satu aksi demonstrasi terkenalnya adalah peristiwa Tiananmen Square Protest tahun 1989 yang juga menjadi ajang pembantaian di mana para demonstran dihadapkan dengan pasukan tank dari pemerintah China yang menelan ratusan korban jiwa (bisa jadi ribuan karena tidak ada sumber pasti yang menyebutkan angkanya).


Pemerintah China pun menetapkan 21 orang buronan yang dianggap sebagai pentolan demonstran dan Li Lu termasuk salah 1 di antaranya. Hal ini membuat dia harus kabur dari China dan pergi ke Amerika, tepatnya di New York pada usia 23 tahun. Beruntungnya Li Lu, dia mendapatkan hak asylum di USA (hak perlindungan yang diberikan negara kepada warga negara lain yang terancam keselamatannya) dan ada seorang aktivis Hak Asasi Manusia bernama Robert Bernstein yang mau menampun Li Lu (saat itu Li Lu tidak punya uang dan tidak bisa berbahasa Inggris).



*Daftar 21 Buronan Pemerintah China


Li Lu sempat menerbitkan buku pada tahun 1990 berjudul Moving The Mountain : My Life In China yang pada tahun 1994 dijadikan film dokumenter dengan judul yang sama. Li Lu pun melanjutkan kehidupan dan pendidikannya di Columbia University dan mengambil 3 gelar yaitu Bachelor Of Art (BA) In Economic, Master Of Business Administration (MBA) dan Juris Doctor (JD) gelar di bidang hukum. Sampai di sini udah terlihat ya kalau Li Lu bukan orang biasa, karena dia berhasil menyelesaikan 3 gelarnya sekaligus.


Investment Journey


Warren Buffett yang juga merupakan alumni Columbia University, memberikan seminar di kampus Columbia pada tahun 1993 di mana saat itu Li Lu ikut mendengarkan seminarnya. Li Lu merasa, prinsip-prinsip investasi yang disampaikan oleh Warren Buffett sangat masuk akal dan meyakinkan. Hal inilah yang membuat Li Lu mulai mempelajari dan berinvestasi saham sembari menjadi mahasiswa di Columbia University. 


Li Lu yang lulus pada tahun 1996, sempat mendapatkan tawaran untuk bekerja di Wall Street namun ditolaknya, dan ia lebih memilih bekerja di perusahaan IB (Investment Banking) bernama Donaldson, Lufkin & Jenrette. Setahun bekerja, Li Lu akhirnya mendirikan Himalaya Capital pada tahun 1997 di mana pada tahun tersebut sedang terjadi booming perusahaan hedge fund akibat terjadinya kenaikan ekonomi di USA.


Walaupun pada awalnya terinspirasi oleh pidato dari Warren Buffet, Himalaya Capital pada tahun pertamanya menderita kerugian mencapai 19% akibat aksi day trading dan short sell yang dilakukan oleh Li Lu pada market Asia (orang sehebat Li Lu ternyata juga pernah terjebak dalam dunia trading). Ini membuat salah satu investor terbesar Himalaya Capital menarik dananya. Li Lu merasa lelah dengan resiko dalam dunia trading, membuatnya mengubah arah kebijakan investasi Himalaya Capital menjadi value investing.


Memanfaatkan momentum krisis yang terjadi di negara-negara Asia, Li Lu berhasil mendongkrak kinerja portfolionya melalui investasinya di perusahaan-perusahaan Jepang dan Korea yang rebound setelah krisis Asia. Pada tahun 2000-an , dana kelolaan Himalaya Capital mencapai 100 juta USD. Li Lu bertemu dengan Charlie Munger pada tahun 2003 di acara Thanksgiving, dan di sana Charlie Munger terkagum atas kepandaian dan cara pandang Li Lu dan sempat berusaha merekrutnya untuk bekerja di Berkshire Hathaway. Munger bahkan berkata “Li Lu adalah orang paling kapitalis yang pernah dia temui.”


Pertemuan dengan Munger ini menjadi awal hubungan jangka panjang antara ke-duanya, di mana pada tahun 2004 Li Lu membuat fund (dana kelolaan) yang baru dengan dana dari keluarga Charlie Munger sebagai investornya, sebesar 88 juta USD. Fund ini berhasil multibagger 4 - 5x lipat dengan salah satu investasinya pada Kweichow Moutai (perusahaan minuman keras premium dari China). Saat itu, harga saham Kweichow diperdagangkan dengan PE 4-5x saja dan untuk informasi, saham Kweichow ini pada tahun 2004 harga sahamnya 10CNY dan sekarang mencapai 1477CNY (naik 16,500% belum termasuk devidennya).



Kesuksesan investasi saham Himalaya berikutnya ada pada saham BYD, di mana Li Lu sudah berinvestasi BYD di tahun 2002 yang merupakan produsen baterai elektrik di Shenzhen saat itu. BYD yang berfokus pada baterai rechargeable NiCD (Nickel-Cadmium) merupakan perusahaan manufaktur terbesar di dunia untuk baterai NiCD pada tahun 2002 mencapai 65% dari market global. BYD terus mengembangkan inovasinya hingga menjadi produsen terbesar kedua di dunia untuk baterai NiMH (Nickel-Metal Hydride) dan terbesar ketiga dunia untuk baterai Li-ion (Lithium Ion).


Pada tahun 2012 , BYD merajai lebih dari 50% market baterai handphone untuk semua jenis baterai serta memproduksi komponen-komponen handphone serta meluncurkan divisi otomatif di bawah BYD Auto pada tahun 2005. Berkshire Hathaway pertama kali berinvestasi di saham BYD tahun 2008 pada harga 8HK$, dan pada tahun 2024 ini Berkshire masih memegang saham BYD yang sudah menyentuh harga 270HK$.


Di tahun 2024 ini, Himalaya Capital memiliki dana kelolaan sebesar 2,2 Milyar USD dengan memegang 5 saham di dalamnya



Kesuksesan Li Lu mirip dengan yang dilakukan oleh para value investor lainnya, di mana investor-investor ini berhasil mengcompound portfolionya di beberapa saham yang memberikan return sangat besar (ribuan hingga puluhan ribu persen) yang di hold dalam jangka waktu lama. Teman-teman bisa membayangkan, misal teman-teman berinvestasi 100 juta rupiah dan berhasil mengcompoundkan sebesar 16.000% (sama seperti saham Kweichow Mouthai), maka uang 100 juta itu akan menjadi 16M. Walaupun misal membutuhkan waktu belasan tahun, hal itu masih terhitung sangatlah besar.


Prinsip investasi ini yang zaman sekarang mulai luntur, karena banyaknya godaan-godaan untuk "kaya instan". Kalau bisa multibagger dalam waktu 1 tahun, ngapain harus nunggu bertahun-tahun ? Pikir para investor milenial generasi zaman now. Makanya tidak heran, judi online, koin-koin micin, saham-saham gorengan masih menyumbangkan nilai transaksi yang fantastis di Indonesia.


Mari kita belajar dari para investor dunia yang memang sudah terbukti metode mereka untuk mendapatkan kekayaan, bahwa tidak ada yang namanya kaya instan, segala investasi membutuhkan waktu dan jika kita berinvestasi di saham, miliki mindset bahwa kita adalah business owner dari perusahaan yang kita investasikan. Tanpa mindset sebagai business owner, tidak mungkin seseorang punya keyakinan / conviction untuk hold suatu saham dalam jangka waktu belasan tahun.


Youtube Kisah Hidup Li Lu :