NPD adalah singkatan dari Narcissistic Personality Disorder, yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Gangguan Kepribadian Narsistik. Ini adalah gangguan mental yang ditandai dengan rasa kebesaran diri, kebutuhan akan kekaguman, dan kurangnya empati terhadap orang lain. Orang dengan NPD cenderung memiliki pandangan diri yang berlebihan, merasa pantas mendapatkan perlakuan istimewa, dan mudah tersinggung jika tidak mendapatkan perhatian yang mereka inginkan.


Coretan kali ini saya akan membahas tentang NPD atau Narcissistic Personality Disorder, bahasa lainnya adalah Narsis tingkat dewa. Pernahkah teman-teman menemui orang yang selalu merasa paling benar sejagad raya ? merasa tidak pernah salah ? Bahkan cenderung merendahkan orang lain. Kalau dia merasa salah, biasanya akan bersilat lidah sehingga seolah-olah orang lain yang menjadi salah. Ya, itu adalah ciri-ciri manusia NPD.


Mengapa saya membahas topik tentang NPD ini ? Karena beberapa waktu ini saya mendapatkan sharing dari seseorang yang dia bercerita hidupnya tertekan akibat orang tuanya yang menurut saya 2 2 nya memiliki gangguan NPD, baik si istri (sebut saya Tante Aurel) maupun si suami (sebut saja Om Derry). Tante Aurel dan Om Derry ini sama-sama pekerja keras, dan 2 2 nya sama-sama orang yang sukses di dunia karirnya. Kalau kebanyakan suami istri bahu membahu membangun 1 kerajaan bisnis, si om dan tante ini membangun perusahaannya sendiri-sendiri dari nol hingga menjadi perusahaan yang omsetnya puluhan Milyar.


Karena 2 2 nya sama-sama sukses, si om dan tante ini juga memiliki prinsip yang sama-sama kuat. Alhasil, jika terjadi perdebatan dalam rumah tangga, masalah sepele pun bisa menjadi sangat besar karena keduanya tidak ada yang mau mengalah. Sebenarnya mereka berdua sama-sama menyadari, kalau hidupnya terasa sangat capek dan melelahkan dengan setiap pertengkaran yang ada. Tapi karena ego yang begitu besar, kepuasan hanya didapat jika salah satu pihak merasa berhasil “mengalahkan” pasangannya.


Sang anak yang melihat hal itu hanya bisa geleng-geleng dan karena sudah terlalu sering melihat pertengkaran di keluarganya, menjadi tawar hati dan cenderung “malas” untuk menghadapinya, ia bercerita lebih baik menyibukkan diri sendiri daripada melihat pertengkaran yang sangat tidak jelas.


Ketika mempelajari tentang “penyakit NPD ini” saya mencoba merenungkan terhadap diri saya sendiri, dan terkadang saya berfikir kalau dulu saya juga seorang NPD, ketika masih aktif sebagai atlit eSport game DotA (game PC 5 vs 5), saya sebagai kapten tim mudah sekali marah jika ada anggota saya yang tidak melakukan sesuai “command” yang saya berikan. Alhasil, sepanjang perjalanan tim DotA saya, sudah lebih dari 20x pergantian pemain yang saya lakukan, jika saya merasa tidak cocok maka saya tidak segan-segan untuk mengganti dan mencari pemain baru.

Beberapa foto jadul ketika masih aktif ikut lomba DotA : https://www.facebook.com/media/set/?set=a.67107093401&type=3  


Demikian pula di dunia saham, saya sendiri juga melihat banyak sekali orang-orang NPD di dalamnya, ciri-cirinya utamanya yaitu, ketika portfolionya sedang minus, ia MASIH merasa lebih hebat dari orang lain dan bahkan menggurui orang lain yang kinerja portfolionya jauh lebih baik dari orang tersebut. Ketika disinggung suatu sahamnya yang sedang minus, ia akan mudah naik darah dan mengeluarkan berbagai alasan-alasan mengapa saham itu ke depan akan naik, sulit sekali bagi seorang NPD untuk mengaku “Ya saya salah analisa”.


Orang-orang ini akan senang jika dipuji atas analisa dengan coretan-coretan yang kelihatan luar biasa indah, walaupun tingkat keakurasiannya tidak seindah coretannya. Terkadang, supaya terlihat hebat, jika ada porto saham yang dimiliki lagi terbang aka naik ratusan persen, dia akan menscreenshot dan membagikannya ke grup atau orang lain (walaupun Cuma punya 1 lot saja, tinggal ditutup saja jumlah lotnya).

Contohnya seperti ini :



Menurut saya pribadi, seorang NPD bisa jadi tidak sadar kalau dirinya adalah seorang NPD. Bahkan, bagi seorang NPD, kesombongan itu bukanlah hal yang buruk asalkan dia adalah orang yang sukses, istilahnya “loe boleh sombong kalau loe kaya”. Kalau kita mempelajari tentang 7 Deadly Sins (7 Dosa Maut) memang sudah digariskan bahwa “Pride” adalah dosa yang paling parah. Kesombongan adalah akar dari NPD.


Salah satu cara yang menurut saya sangat ampuh untuk terhindar dari NPD ini adalah dengan merubah pola pikir kita yang dahulunya “Segala keberhasilan saya di dunia ini berkat kehebatan saya” menjadi “Segala keberhasilan saya di dunia ini Given And Permitted By God”. Memang cara berfikir seperti ini sangat amat sulit untuk diterapkan, saya sendiri juga dulunya hidup 32 tahun sebagai seorang Atheis yang percaya bahwa keberhasilan ya didapat dari kerja keras kita, ga ada itu yang namanya mujizat atau pertolongan Tuhan. Bahkan menurut saya, seorang theis (penganut agama) sekalipun juga tidak mudah untuk menerapkan prinsip ini.


Kalau kita sudah berfikir, Oh Saya sukses karena pengalaman saya, karena saya sudah belajar ini itu tanpa ada faktor God sama sekali, maka manusia akan cenderung jatuh dalam dosa “Pride”, seperti kisah Tante Aurel dan Om Derry yang 2 2 merasa sudah sukses dalam hidup dengan membangun kerajaan usahanya. Namun kalau kita berprinsip anything happen to us is Given and permitted by God, maka kita sadar dan tahu diri bahwa kita ini bukanlah siapa-siapa tanpa pertolongan-Nya. Saya percaya ini akan menjauhkan kita dari sifat kesombongan, di mana jauh dari kesombongan semakin menjauhkan dari NPD.


Lho terus kalau semuanya udah diatur sama yang Di Atas, terus buat apa kita kerja keras ko ? Ya kalau kita percaya bahwa Tuhan Maha Adil, tentu sangat adil jika orang yang bekerja lebih keras, bekerja lebih cerdas akan lebih diberkati bukan ? (ini berkat yang saya maksud spesifik di materi ya, tidak termasuk berkat-berkat yang lain). Dengan makin tinggi jam terbang kita di suatu pekerjaan dan terus mengupgrade ilmu yang kita miliki, tentu kapasitas diri kita juga otomatis akan meningkat.


Kalaupun ada orang yang kelihatannya hoki (beruntung) sekali, kerja biasa-biasa saja, tiba-tiba punya uang banyak entah dapat dari warisan atau menang lotere, percayalah kalau mereka tidak bisa mengelolanya juga lama kelamaan akan habis. Sama seperti kisah warge penduduk desa di Tuban yang tiba-tiba jadi milyarder akibat Ganti rugi lahan Pertamina, kini mendadak bangkrut berjamaah karena Ketika mendapat uang banyak kebanyakan langsung dibuat beli mobil mewah, renovasi rumah dan foya-foya.


Keep Learning, Be Humble...