PT. Unilever Indonesia, Tbk (IDX: UNVR) sudah menjadi religion stocks dalam banyak portofolio banyak investor, terutama bagi mereka yang mencari income dari dividen rutin. Namun, saham ini pada akhir-akhir ini sedang menadaptkan tantangan yang berat, turun sebesar -83% sejak pencapaian tertingginya di 2017. Meskipun demikian, saat ini UNVR menawarkan dividen yang menarik sebesar kurang lebih 5%. Namun, apakah UNVR merupakan investasi yang bagus saat ini? Let’s take a deep dive ke bisnis, keuangan, nilai intrinsic dan prospeknya untuk menentukan apakah saham ini sesuai untuk portofolio Anda.

A graph showing a line

AI-generated content may be incorrect.

 

UNVR’s Recent Performance (Q2 2025)

Dalam 3 tahun terakhir, Revenue UNVR turun dari 41,21 triliun (2022) menjadi 35,1 triliun (2024). Faktor utama penyebab turunnya kinerja ini adalah boikot konsumen dampak dari persepsi dukungan terhadap Israel, selain itu adanya persaingan ketat dengan brand-brand consume goods lain yang semakin agresif dengan inovasi produk dan harga yang lebih kompetitif. Secara internal UNVR-pun juga mengalami peningkatan struktur biaya seperti beban pemasaran, distribusi, dan administrasi yang meningkat sedangkan produk relatif stagnan dibandingkan pesaing yang terus berinovasi atau ekspansi ke segmen premium.


The Business: Are Iconic Brands Enough?

A group of logos of various brands

AI-generated content may be incorrect.

Source: materi public expose 2024


Unilever memiliki beberapa merek paling terkenal di industri consumer goods, yang terbagi menjadi 2 bagian yaitu Home and Personal Care (65% penjualan di 2024) dan Food and Refreshment (35% penjualan di 2024) dari pasta gigi Pepsodent, teh sari wangi, kecap bango, lifebuoy, sunlight, rinso, hingga urusan bayi dengan brand Zwitsal. Merek-merek ini secara historis mendominasi pasarnya masing-masing, dengan market share UNVR secara keseluruhan mungkin mencapai 34%. Namun, preferensi konsumen mungkin sedang berubah, dan generasi muda mungkin tidak memiliki loyalitas yang sama terhadap merek-merek tersebut dibandingkan generasi yang lebih tua.


Maraknya produk-produk private label, yang seringkali juga bersaing dalam hal harga dan kualitas semakin menekan kinerja UNVR. Selain itu iklan di media sosial seperti TikTok, Instagram, dan YouTube yang kini berperan besar, terutama sejak 2020-an, banyak digunakan oleh merek-merek lokal maupun baru yang membuat mereka lebih adaptif dan agresif (lebih dari yang dilakukan UNVR) dapat sangat memengaruhi keputusan konsumen, khususnya generasi muda.


Brand lokal seperti Wardah (kosmetik), MS Glow, Scarlett, dll sangat aktif menggunakan strategi konten, influencer, dan TikTok marketing yang masif. Mereka menciptakan engagement langsung, bukan hanya branding satu arah seperti iklan TV yang masih jadi andalah UNVR. Banyak dari brand-brand ini memanfaatkan user-generated content, micro-influencer, dan “before-after” content yang relatable dan viral. Contohnya, MS Glow berhasil menyalip pangsa pasar Pond’s milik UNVR di beberapa subkategori skincare remaja-dewasa dengan memanfaatkan konten TikTok dan YouTube secara masif dan agresif. UNVR tetap mengandalkan iklan TV, billboard, dan digital ads yang berbasis kampanye pasar, tapi kurang responsive terhadap tren harian di media sosial, sehingga mungkin saja UNVR tertinggal dalam hal data-driven marketing dan kurang cepat menyesuaikan produk atau kampanye iklan mereka terhadap perubahan konsumen behaviour.


Financial Health

Laporan keuangan UNVR masih menunjukkan kekuatannya sebagai wonderful company:

  • Revenue & Profit Margins: Selama 1 dekade, revenue cenderung flat dan mengalami sedikit penurunan, sementara secara margin laba kotor dan operasional menurun. Hal ini mencerminkan landscape bisnis yang sangat kompetitif dimana perusahaan tampak struggle untuk mempertahankan pricing power.

  • Sales per segment ini lebih menjelaskan bagaimana kompetitifnya landscape bisnis UNVR terutama di Home & Personal Care (HPC) yang mengalami penurunan margin laba secara signifikan kurang lebih -10% dalam 1 dekade. Segmen HPC ini memiliki kontribusi sebesar 65% dari total pendapatan UNVR.

  • Debt: Walaupun perusahaan sangat sehat dengan posisi neraca yang kuat, manajemen UNVR tetap menggunakan utang jangka pendek untuk kebutuhan modal kerja. Meskipun manajemen masih menggunakan fasilitas utang namun kami menilai rasio utangnya tetap konservatif, memungkinkan fleksibilitas dalam arus kasnya.
  • Free Cash Flow: UNVR secara konsisten menghasilkan free cash flow tahunan yang positif (tidak pernah sekalipun minus dalam lebih dari 2 dekade). Namun jika kita melihatnya dalam 1 dekade terakhir, terlihat free cash flow UNVR menipis. Dengan dividend payout ratio yang sangat tinggi (seringkali 100% dari laba bersih), UNVR mempertahankan komitmen untuk membagikan dividen ke para pemegang sahamnya. Namun melihat kinerjanya yang menurun, hal ini menurut kami menyisakan ruang yang sempit jika terjadi tekanan lebih lanjut terhadap profitabilitas atau arus kas di masa depan.

 

How About 3 digit ROE?

Ya, jika Anda lihat seluruh perusahaan yang ada di BEI, UNVR adalah satu-satunya yang memiliki Return on Equity (ROE) tiga digit alias 100% lebih. Hal ini bisa dicapai karena UNVR ini secara manufaktur consumer goods sangat spesial dalam pengelolaan kas-nya. Kalau umumnya pabrik itu harus stok persediaan dan memberikan piutang ke konsumennya, UNVR malahan sudah dibayar terlebih dahulu lebih cepat dibandingkan perusahaan harus membayar utangnya. UNVR kerja hampir tidak pakai modal sendiri alias dibiayai oleh suppliernya! Suatu keunggulan yang amat jarang dimiliki oleh industri manufaktur. Lihat tabel di bawah ini:

Kehebatan manajemen kas ini yang memungkinkan UNVR selalu membagikan sebagian besar labanya as dividend, yang membuat ekuitasnya tetap minimal sehingga sangat efisien dalam beroperasi.


Total Asset Turnover (TATO) yang juga relatif baik di industrinya yaitu sekitar 2x, margin laba yang relatif tinggi (ya sudah menyusut tapi relatif masih besar), dan adanya financial leverage adalah 3 komponen pembentuk ROE yang membuat UNVR dapat mencetak ROE 3 digit.


Risk To Consider

-         Perubahan preferensi konsumen: pergeseran ke arah produk yang lebih kekinian, dengan bahan-bahan organik dan local product menimbulkan risiko jangka panjang terhadap pangsa pasar UNVR.

-         Keberlanjutan dividen: Penurunan arus kas atau peningkatan biaya-biaya operasional dapat menekan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan dividennya.

 

Intrinsic Value Analysis

Per analisis singkat ini ditulis (Q2 2025) UNVR diperdagangkan dengan data market sebagai berikut:

  • Harga Saham: 1.800
  • Market Cap: 68.670.000.000.000
  • EPS: 113
  • P/E: 16x
  • Dividend Yield: 4,89%

Untuk dapat menjustifikasi P/E 16x maka minimal UNVR bisa bertumbuh secara kinerja sebesar 16% per tahun sehingga menghasilkan PEG Ratio = 1x dan perlu tumbuh 32% untuk menghasilkan PEG Ratio = 2x, jika tidak dapat memenuhi performa pertumbuhan itu, maka saya tidak dapat menghitung nilai intrinsic UNVR menggunakan PEG Ratio karena bukan termasuk growth company.


Menurutmu apakah memungkinkan dengan size dan kondisi persaingan consumer goods saat ini, UNVR bisa bertumbuh sebesar 16%? Jika tidak, maka UNVR sudah termasuk mature company. Selain itu UNVR adalah anak usaha dari Unilever B.V dimana kesempatan ekspor untuk UNVR juga amat sangat terbatas, bandingkan dengan misalnya ICBP yang secara origin adalah perusahaan asli Indonesia yang bisa berekspansi secara wholeworld. Jadi walaupun market cap UNVR lebih kecil dari ICBP (111,6 T), saya berpendapat UNVR lebih mature dibandingkan ICBP karena faktor pertumbuhan ini.


Oleh karena saya pesimis UNVR bisa bertumbuh sebesar 16%, maka saya memberikan perhitungan nilai intrinsic UNVR sebesar mature company yang sudah tidak bertumbuh lagi yaitu di P/E 8x alias secara nilai rupiah adalah Rp. 900,- per lembar saham. Di harga ini, dividend yield UNVR juga tampak menarik yaitu sebesar 9,7%.


Is UNVR a Good Investment?

UNVR adalah contoh klasik saham dengan dividen yang tinggi dan rutin dengan risiko yang signifikan. Brands Moat perusahaan yang kuat dan kemampuan menghasilkan cash menjadikannya pilihan menarik bagi income-focused investors, khususnya dalam portofolio yang terdiversifikasi. Namun, kurangnya pertumbuhan dan kepekaan terhadap perubahan tren konsumen menjadikannya pilihan yang kurang menarik bagi investor yang berorientasi pada pertumbuhan/growth.


Bagi mereka yang bersedia menerima risiko UNVR, maka UNVR menawarkan imbal hasil yang tinggi dalam bentuk dividen, Namun mereka harus memantau dengan ketat dan cermat kemampuan perusahaan untuk mempertahankan dividennya dan mengahadapi tekanan persaingan.


Conclusion

UNVR adalah pilihan yang tepat bagi investor bila bisa membelinya di harga yang undervalued lalu hold dalam jangka waktu yang sangat lama. Saham ini akan memberikan dividend stream yang baik untuk pertumbuhan portofolio investasi saham Anda. Di sisi lain, pertumbuhannya yang stagnan dan tantangan persaingan meningkatkan kekhawatiran mengenai prospek jangka panjangnya. Jika Anda merasa nyaman dengan risikonya dan mencari penghasilan tetap dari dividen, maka UNVR cocok untuk dimasukkan ke portofolio Anda, tentu saja tidak di harga saat ini! Namun, jika Anda menginginkan pertumbuhan atau mewaspadai voilatilitas pasar, Anda mungkin lebih baik mencari peluang di saham lain.


Thanks for reading…