Seringkali investasi saham itu dianggap seperti berjudi, setidaknya begitu yang sering saya dengar terutama di kalangan generasi milenial ke atas, padahal faktanya sangat berbeda. Dalam investasi saham, keuntungan atau nilai bisa tercipta untuk semua pihak yang terlibat (positive-sum game). Saya tidak mengatakan bahwa tidak ada yang rugi, tentu saja ada. Hal ini berbeda dengan judi, di mana keuntungan satu pihak akan persis sama dengan kerugian pihak lain (zero-sum game) sehingga total nilai tidak bertambah, hanya berpindah-pindah tangan saja. Ada yang menang, maka harus ada yang kalah!
Lalu apakah ada negatif-sum game? Tentu saja ada, yaitu kondisi dimana total nilai secara keseluruhan justru berkurang sehingga semua pihak pada akhirnya menjadi lebih buruk kondisinya, meskipun mungkin ada pihak yang “menang” di awal atau relatif lebih baik dibandingkan pihak yang lain. Hal ini bisa terjadi karena ada biaya, kerugian, atau penurunan nilai yang lebih besar daripada keuntungan yang dihasilkan. Contohnya:
- Perang: Meskipun ada pihak yang menang, namun secara ekonomi kedua belah pihak umumnya mengalami kerugian besar seperti infrastruktur hancur, korban jiwa, mata uang terdevaluasi, dll.
- Persaingan bisnis yang merusak harga (price war) dimana dua atau lebih perusahaan saling undercut harga hingga di bawah biaya produksi demi mengalahkan lawan. Mungkin satu pihak pada akhirnya menang, namun secara keseluruhan industri mengalami penurunan nilai/kerugian yang besar dan mengikis modal. Contohnya: persaingan marketplace di Indonesia, maskapai, inilah alasan mengapa Arvest saat ini menghindari berinvestasi di kedua sektor itu. Jika teman-teman lihat persaingan mobil EV dengan agresifnya brand-brand China, apakah menurutmu saat ini industri EV di Indonesia dapat dikatakan negatif-sum game?
- Investasi dengan kedok skema ponzi atau arisan bodong dimana uang hanya berpindah dari member baru ke member lama. Saat semakin banyak member yang bergabung maka mayoritas peserta kehilangan uang sehingga total nilai akhir jauh lebih kecil daripada total modal yang masuk.
- Trading Forex dengan leverage tinggi dimana setiap transaksi ada biaya spread dan komisi. Leverage tinggi membuat margin error kecil dan mayoritas trader ritel kehilangan modal dalam waktu singkat. Nilai total menyusut karena biaya tersebut masuk ke pihak ketiga yaitu broker dan liquidity provider.
- Berinvestasi di sektor yang sedang sunset dengan kondisi over-supply seperti saat marketplace e-commerce sedang booming banyak perusahaan ekspedisi membeli truk yang membuat harga jasa angkut anjlok, akhirnya banyak truk menganggur, pemilik merugi, nilai keseluruhan industri transportasi truk menurun. Apakah bisnis lapangan Padel yang booming menurutmu di masa depan bisa masuk negatif-sum game? Siapa tahu ada pembaca yang berniat bisnis lapangan padel mungkin bisa menjadi pertimbangan.
Ok, cukup saya bahas negatif-sum game nya, sekarang balik lagi ke topik awal.
KENAPA HARUS BERINVESTASI DI SAHAM?
Sejak diluncurkan pada April 1983, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia telah meningkat dari sekitar 100 poin menjadi lebih dari 7.500 poin pada saat artikel ini ditulis. Artinya, nilai pasar saham Indonesia naik sekitar 74x lipat dalam ±42 tahun alias CAGR 10,84%. So, it’s a Positive-Sum Game. Pertumbuhan ini mencerminkan dua hal penting:
- Kinerja perusahaan yang tercatat di bursa meningkat seiring kemajuan ekonomi nasional.
- Kekuatan compounding – reinvestasi keuntungan dan dividen membuat modal berkembang secara eksponensial.
Di Amerika Serikat, data historis bahkan lebih panjang lagi, indeks S&P 500 naik sekitar 280x lipat dalam 85 tahun terakhir (CAGR 6,85%). Artinya, siapapun yang disiplin berinvestasi dalam jangka panjang akan mendapatkan imbal hasil yang luar biasa.
LALU SAHAM APA YANG HARUS DIBELI DAN BERAPA BANYAK YANG HARUS DIINVESTASIKAN?
Kunci dari investasi sukses adalah milikilah saham perusahaan yang akan berkinerja baik dalam jangka panjang di harga yang undervalued. Saham seperti itu menawarkan 3 potensi keuntungan besar dengan risiko yang terbatas:
- Capital Gain karena harga sahamnya meningkat
- Dividen
- Natural hedging dari inflasi karena nilai aset dan pendapatan perusahaan yang baik akan ikut naik saat harga-harga naik karena inflasi
Jumlah uang yang seharusnya Anda investasikan akan sangat tergantung dari kemampuan finansial Anda, bisa berbeda-beda tiap individu. Namun, rule-nya adalah uang tersebut haruslah uang yang benar-benar tidak Anda butuhkan setidaknya selama 3-5 tahun, jadi jangan uang masuk SD anak Anda tahun depan yang dipakai untuk investasi saham dan berharap berlipat ganda!
Sangat disarankan Anda membaca/pelajari dulu tentang value investing dan saat awal mulai berinvestasi saham, mulailah dengan modal yang kecil dulu dimana Anda sudah siap jika modal itu seandainya habis. Proses belajar dan praktek ini harus berjalan secara bersamaan.
Buku awal yang saya rekomendasikan untuk Anda mulai membaca adalah “The Little Book of Value Investing” - Christopher H. Browne. Setelahnya teruskan saja mencari dan membaca buku investasi luar negeri. Ya, luar negeri, karena saya belum menemukan/tidak tahu buku value investing lokal yang kualitasnya bagus. Seiring knowledge yang meningkat, Anda dapat mulai meningkatkan nilai investasi Anda dan jika Anda cukup konsisten dalam melakukan analisis bisnis maka Anda berpeluang menemukan perusahaan-perusahaan unggul yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi daripada pasar secara keseluruhan.
Anda juga bisa register ke website Arvest untuk mendapatkan update free artikel yang berisi sharing tentang filosofi value investing. Kedepannya saya juga berencana menuliskan strategi investasi saya dalam beberapa seri artikel bersambung yang membahas faktor-faktor utama yang harus dipahami seorang investor saham dalam berinvestasi untuk mencapai tujuan investasi jangka panjang. Dan semua itu GRATIS! Karena kami percaya bahwa seharusnya semua orang memiliki hak untuk belajar. Tapi kalau Anda tidak mau repot memilih saham satu per satu, silahkan kontak Admin ARVEST.
MENGAPA HARUS MULAI DARI SEKARANG?
Inflasi adalah pencuri uang secara senyap. Di Amerika Serikat, data historis menunjukkan bahwa $25 saat ini hanya bisa membeli barang yang sama dengan $1 pada tahun 1913. Di Indonesia pun mengalami hal yang serupa, nilai uang terus tergerus dari waktu ke waktu. Jika Anda hanya menyimpan uang di bawah bantal atau di tabungan dengan bunga rendah (relatif terhadap rata-rata inflasi jangka panjang), Anda akan kalah dari inflasi. Dengan berinvestasi, Anda membiarkan uang bekerja untuk Anda.
BAGAIMANA DENGAN ASSET CLASS LAIN SELAIN SAHAM?
Memang ada banyak jenis aset selain saham yang bisa menjadi pilihan investor untuk diversifikasi seperti tanah, emas, kripto, dan obligasi. Aset-aset tersebut di Indonesia lebih populer untuk menjadi tempat investasi dibandingkan saham. Tapi ada perbedaan yang mencolok dan seringkali tidak disadari yaitu aset-aset tersebut adalah ASET DIAM!
- Emas: Punya 10 kg emas sekarang, 10 tahun lagi tetap 10 kg. Nilainya saja yang naik, tapi emas itu sendiri tidak menghasilkan apapun dan jika Anda memilikinya dalam jumlah banyak maka akan mengeluarkan biaya penyimpanan ekstra dan biaya asuransi.
- Tanah & Bangunan: Sama dengan emas jika punya 10 hektar, maka 10 tahun lagi tetap 10 hektar, hanya saja nilainya mungkin berubah. Anda bisa menyewakan tanah tersebut untuk menghasilkan income. Tapi tanah memiliki biaya tahunan yang lumayan seperti PBB, maintenance, perpanjangan sertifikat jika bukan SHM, dan jika ingin melakukan jual beli ada pajak sekaligus biaya notaris.
- Kripto: Juga sama dengan emas, jumlahnya tetap sama hanya menunggu nilainya saja bergerak tanpa ada aktivitas produktif didalamnya.
- Obligasi: Pajaknya paling tinggi 10%, tidak ada aktivitas produktif di dalamnya.
Lalu, ada saham, SAHAM ADALAH ASET HIDUP. Di balik selembar saham, ada sebuah bisnis yang bernafas, bertumbuh, dan bekerja setiap hari untuk menciptakan nilai kepada para pemegang sahamnya. Bisnis itu bisa melakukan ekspansi, akuisisi, merger, menghasilkan cashflow, dan membagikan labanya dalam bentuk dividen. Manajemennya orang-orang yang berintegritas yang mampu membuat nilai bisnisnya naik jauh di atas inflasi. Artinya, saat Anda memiliki saham, Anda memiliki pohon uang yang terus berbuah untuk memperbesar kekayaan Anda, bahkan saat Anda tidur. Terlebih lagi pajak saham adalah yang terkecil dari semua asset class investasi yaitu final sebesar 0,1%!
CONCLUSION
Berinvestasi di saham adalah positive-sum game, semakin lama Anda berada di dalamnya, semakin besar peluang Anda untuk menang. Ekonomi, teknologi, perdagangan, dan kerja keras manusia di dalamnya akan cenderung menciptakan nilai baru. After everything about investing i’ve explained, now it’s your choice whether to invest or not. Apakah Anda memilih untuk menjadi bagian dari sebuah bisnis yang baik atau hanya menjadi penonton yang nilainya tergerus inflasi.
Mari berinvestasi saham!
Thanks for reading…