Barusan saya dapat pertanyaan dari teman dan saya tidak bisa menghitung berapa kali saya mendengar pertanyaan seperti ini:
“Apakah sekarang waktu yang tepat untuk berinvestasi di saham?”
Bentuk pertanyaannya bisa berbeda-beda kalimatnya, tapi intinya seperti yang saya tulis di atas.
Sebenarnya tidak ada satupun jawaban yang benar-benar tepat untuk pertanyaan itu. Ada jawaban, tapi bukan jawaban tunggal yang bisa dibilang paling benar. Sebab, dalam banyak hal, hal ini lebih bergantung pada siapa orang yang bertanya daripada kondisi pasar saham atau ekonomi, atau faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.
Faktanya adalah, dalam jangka panjang saham cenderung naik – dan kenaikannya sekitar dua kali dari tiga periode waktu. Apa pun jangka waktu yang kita pilih, kuartalan, tahunan, atau lima tahunan, bahkan lebih panjang dari itu, saham lebih sering naik daripada turun.
Oleh karena itu, kemungkinan besar jawabannya adalah jika ingin berinvestasi saham, berinvestasilah sekarang! Namun kenyataannya, saham memang memiliki sifat volatile secara inheren, dan bisa saja turun berbulan-bulan berturut-turut. Dalam sebuah koreksi, seperti yang terjadi di awal 2025, hal itu bukanlah sesuatu yang abnormal. Koreksi bisa terjadi karena alasan apapun – atau bahkan tanpa alasan sama sekali – hanya berdasarkan rumor, isu, dan ketakutan tidak berdasar. Mirip seperti saat ada orang berteriak “kebakaran” di dalam gedung bioskop yang penuh orang, padahal sebenarnya tidak ada api, hanya ada asap yang ternyata bersumber dari orang yang nge-vape diam-diam. Secara psikologis, akan lebih banyak orang yang berhamburan keluar. Tapi itu tidak berarti mereka tidak akan kembali lagi untuk menonton film bioskop di lain waktu. Pasar saham juga seperti itu, pergerakan saham naik - turun karena supply - demand, jika banyak orang berbondong-bondong menjual tanpa alasan logis hanya karena ikut-ikutan saja, bisa saja pasar saham turun, begitu juga sebaliknya jika banyak yang membeli maka akan naik.
Yang ingin saya sampaikan adalah: Mengapa Anda berinvestasi saham sejak awal?
Jika tujuannya adalah investasi jangka panjang, maka Anda akan mengalami semua periode turun dan semua periode naik. Sejarah jangka panjang saham mencakup keduanya, dan hasil akhirnya tetap positif. Tetapi jika Anda mencoba melakukan short-term timing, maka Anda harus benar-benar sangat ahli dalam melakukannya. Dan kalau memang Anda adalah orang yang sudah sangat ahli di bidang itu, Anda tentu sudah tidak disini membuang waktu membaca tulisan tidak berguna ini dan Anda juga tidak akan membutuhkan saran tentang itu dari siapapun, terutama soal kapan saat yang tepat untuk berinvestasi.
Kenyataannya yang saya temui ketika berbicara dengan banyak orang adalah, saat saya bertanya: “kenapa Anda ingin berinvestasi? Apa tujuan dari uang investasi Anda? Apa yang ingin Anda capai?”
Biasanya jawaban yang saya dengar adalah:
“Ya, saya ingin investasi ini bisa mencukupi kebutuhan saya dan keluarga sepanjang hidup kami.”
Lalu saya tanya lagi: “apakah ada tujuan lain?”
Mungkin mereka akan melanjutkan: “Oh ya, mungkin saya ingin meninggalkan warisan untuk anak-anak supaya tidak perlu susah-susah mencari uang.”
Kemudian saya gali lagi: “Ada tujuan lain selain yang sudah Anda sebutkan?”
Namun, biasanya “tujuan tambahan” setelah itu hampir tidak ada lagi. Kadang ada, kadang tidak. Misalnya, orang yang memiliki jiwa charity akan mengatakan “ingin memiliki kegiatan amal di kemudian hari tanpa dipusingkan harus mengatur waktu karena masih aktif bekerja lebih dari 8 jam sehari”, atau kalau pasangan muda sering berkata “Saya ingin beli rumah dalam beberapa tahun lagi misalnya 3 tahun dari sekarang.”
Dari situlah kita akan melihat timeframe yang dibutuhkan untuk membuat uang investasi saham Anda bekerja bagi Anda. Kalau tujuan utamanya adalah mencukupi kebutuhan hidup diri sendiri dan pasangan seumur hidup atau di hari tua, maka timefriame-nya jelas sangat panjang. Itu artinya bulan ini, atau beberapa bulan ke depan, sebetulnya tidak terlalu penting lagi. Misalnya Anda dulu di tahun 2010 berinvestasi saham BBCA, saat ini harga saham BBCA memang turun dari puncak tertingginya di level 7.625 rupiah per lembar saham, tapi waktu Anda masuk BBCA dulu di 15 tahun lalu di tahun 2010, Anda merasa insecure karena waktu itu masuk di puncak harga 1.000 rupiah dan tidak lama kemudian turun menjadi 800 alias penurunan -20%, lalu Anda melakukan cutloss. Menurut saya ini tindakan konyol karena semula Anda mengatakan timeframe-nya untuk hari tua puluhan tahun dari saat itu, namun ketika Anda melakukan cutloss saham BBCA Anda, timeframe-nya sangat jangka pendek. Jelas tidak masuk akal dan inilah yang seringkali membuat investasi banyak orang di saham selalu gagal. Kesalahan terbesar dan terbanyak yang pernah dilakukan manusia dalam sejarah berinvestasi saham adalah terlalu sering melakukan kegiatan membeli dan menjual saham di waktu yang salah dan dengan alasan yang salah!
Lalu, ada alasan klasik yang lainnya kenapa orang yang semula timeframe investasi sahamnya panjang untuk hari tua, melakukan penjualan dengan alasan jangka pendek yaitu butuh uang atau ada pengeluaran tak terduga yang membuatnya harus menjual sahamnya. Ini artinya money management orang tersebut harus dibenahi, jangan pernah memasukkan uang yang sejatinya untuk bayar uang masuk SD anak tahun depan ke saham! Saya tahu, memang itu menggoda, kan masih tahun depan pakai uangnya, sekarang bisa dimasukkan saham siapa tahu naik. Dulu saya pernah menulis tentang personal finance, silakan dibaca terlebih dahulu di tautan ini -> https://arvest.co.id/article/show/25 supaya teman-teman tahu mana uang yang boleh diinvestasikan mana yang tidak boleh.
Balik ke topik utama artikel ini, pertanyaan yang sebenarnya adalah jika pertanyaannya dibalik: Apakah ada sesuatu yang luar biasa hari ini, sekarang, atau dalam waktu dekat, yang membuat kita yakin ini adalah saat yang buruk untuk berinvestasi saham? Mengingat fakta bahwa dalam dua dari tiga periode waktu, saham cenderung naik?
Hal itu bisa saja terjadi. Tetapi, untuk bisa menyimpulkan bahwa sekarang adalah waktu yang buruk, berarti kita harus mengetahui sesuatu yang benar-benar penting dan negatif yang menjelaskan secara logis kenapa buruk untuk berinvestasi saham hari ini, yang belum diketahui dan belum dibicarakan orang lain, sehingga belum tercermin dalam harga saham. Dan itu jelas tidak mudah.
Kalau Anda orang yang memiliki informasi A1 ke orang-orang penting dan bisa menemukan hal besar seperti itu, silakan! Saya sendiri beberapa kali berhasil menemukannya, tetapi sangat jarang, karena pendekatan investasi saya lebih condong ke bottom-up approach dan selain itu, maklum saya tidak memiliki informasi A1 dari orang-orang ring 1 penggerak perekonomian negara. Tapi kalau Anda bisa dan Anda penganut top-down approach, tentu itu membuat Anda bisa melihat bahwa ini memang waktu yang buruk. Tetapi jika tidak, maka sebetulnya tidak ada dasar yang kuat untuk menyebut sekarang sebagai saat yang buruk.
Misalnya saja, saya ambil contoh: Anda mungkin sangat menyukai, netral atau sangat membenci Donald Trump. Itu hal yang umum, banyak orang berpikir demikian. Artinya, Anda tidak unik, dan pandangan itu sudah tercermin di harga saham saat ini.
Atau, Anda mungkin tidak suka dengan situasi global tertentu karena situasinya saat ini sedang tidak enak untuk bisnis utama Anda – misalnya perang Ukraina, kondisi di Timur Tengah, kebijakan dagang AS, dan sebagainya. Tapi sekali lagi, apa yang Anda ketahui yang belum diketahui orang lain? Bukan sekedar berbeda pendapat, tetapi benar-benar informasi baru yang belum tercermin di pasar. Kalau tidak, semua itu sudah priced-in di dalam harga pasar saat ini. Like old saying “The market always know. The stock market is discounter of all known information. – Ken Fisher.
Kalau Anda tidak percaya hal itu, berarti Anda belum memahami cara kerja pasar. Dan kalau Anda tidak memahami cara kerja pasar, sebaiknya Anda tidak membuat keputusan investasi saham Anda sendiri. Kenyataannya adalah, sangat sulit untuk mengetahui yang benar-benar besar – positif maupun negatif – yang belum dibicarakan orang banyak. Oleh karena itu, keputusan-keputusan luar biasa semacam itu jarang bisa ditemukan. Anda juga tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk hal tersebut.
Saya juga tidak melihat ada hal besar saat ini yang membuat kondisi jadi berbeda. Tapi kembali lagi, pasar bisa saja terkoreksi dalam waktu dekat tanpa alasan sama sekali. Seperti yang pernah dikatakan Benjamin Graham, investor legendaris yang dikenal sebagai bapak value investing:
“Dalam jangka pendek, pasar saham adalah mesin voting; dalam jangka panjang, pasar saham adalah mesin penimbang.”
Apa maksudnya? Mesin voting menggambarkan popularitas, atau euphoria sesaat – hal-hal yang bisa berubah-ubah, sama seperti orang yang memilih presiden, lalu beberapa tahun kemudian menyesali pilihannya itu. Sedangkan mesin timbangan menggambarkan kenyataan jangka panjang: kinerja bisnis dibalik selembar saham akan mencerminkan value-nya.
Dalam jangka panjang, karena kapitalisme terus membawa perbaikan yang meningkatkan taraf hidup manusia lewat barang dan jasa, saham cenderung naik. Itulah salah satu pendorong utama dalam investasi saham. Jadi, yang harus kita lihat adalah timbangan jangka panjang, bukan sekedar voting jangka pendek yang bisa penuh ketakutan, rumor, atau koreksi sementara.
Kalau tidak ada sesuatu yang besar, buruk, dan belum diperhitungkan pasar, maka sebenarnya tidak ada alasan untuk menganggap sekarang sebagai waktu yang buruk untuk berinvestasi.
Ini adalah jawaban yang sangat panjang mungkin lebih panjang dari yang Anda harapkan saat bertanya pertanyaan singkat di awal artikel ini.
Thanks for reading…